Heboh Kasus Fetish Kain Jarik, Ini Gejala Orang Mengalami Fetishistic Disorder

Okezone
 Okezone - Fri, 31 Jul 2020 05:20
 Dilihat: 1215
Heboh Kasus Fetish Kain Jarik, Ini Gejala Orang Mengalami Fetishistic Disorder

Jagat maya dihebohkan oleh kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pria bernama Gilang. Pria yang diketahui masih aktif sebagai mahasiswa di Universitas Airlangga ini, meminta para korbannya untuk membungkus diri dengan kain jarik.

Kasus ini pun menarik perhatian sejumlah kalangan. Termasuk Dr. Ade Iva Wicaksono, M.Psi, Ahli psikologi sosial dari Fakultas Psikologi Universitas Pancasila. Saat dihubungi Okezone siang ini, Jumat (31/7/2020), Ade mengatakan bahwa Gilang kemungkinan besar mengalami fetishistic disorder atau gangguan yang ditandai ketertarikan seksual sangat intense pada benda-benda tidak hidup (non-living object) dan bagian tubuh tertentu.

"Fetishistic disorder contohnya seperti ketika seseorang terangsang (seksual araoused) melihat celana dalam wanita, bra, atau bagian tubuhnya. Dan selalu diiringi dengan fantasi. Untuk kasus Gilang mediumnya adalah kain jarik. Dan itu benar membuat dia terangsang," kata Ade saat dihubungi Okezone via sambungan telefon.

Lebih lanjut Ade menjelaskan, untuk mengetahui apakah Gilang benar-benar mengalami fetishistic disorder harus ditelusuri terlebih dahulu gejala-gejalanya. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki fetish tersendiri.

Baca Juga : Thread Predator Fetish Kain Jarik Viral, Apa Itu Fetish?

Ambil contoh suami yang terangsang ketika melihat istrinya mengenakan lingerie. Itu hal yang biasa, karena memang keduanya sama-sama consent.

Namun ketika berbicara fethisistic disorder, dalam buku panduan psikologi, DSM-5 (diagnostic and statistical manual of mental disorder 5th edition), disebutkan ada dua ciri atau gejala yang menunjukkan seseorang mengalami gangguan tersebut. Berikut paparan Dr Ade Iva Wicaksono, M.Psi.

Terjadi lebih dari 6 bulan

Seseorang yang memiliki gangguan fetish, biasanya telah mengalami dorongan atau fantasi seksual dalam kurun waktu yang cukup lama atau lebih dari 6 bulan.

"Dalam buku panduan DSM itu, fetish yang dialami seseorang biasanya terjadi dalam durasi paling sedikit 6 bulan saja. Tapi kalau sudah terjadi bertahun-tahun dan terus menerus, ini sudah pasti ganggugan," ungkap Ade.

Sumber: Okezone