Heboh Dugaan Perilaku Seks Menyimpang Anak di Garut, Psikolog Ingatkan Pentingnya Pendidikan Seks

Okezone
 Okezone - Fri, 26 Apr 2019 10:03
 Dilihat: 536
Heboh Dugaan Perilaku Seks Menyimpang Anak di Garut, Psikolog Ingatkan Pentingnya Pendidikan Seks

Kasus kecanduan seks menyimpang yang merundung 19 bocah di Garut tengah menyita perhatian masyarakat Indonesia. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Garut terus menyelidiki motif anak-anak di bawah umur ini hingga memiliki perilaku seks menyimpang.

Dugaan sementara, hal ini dipicu oleh kebiasaan merema menonton video porno. Menanggapi kasus tersebut, Psikolog Liza Djaprie menegaskan bahwa sudah saatnya pemerintah maupun orantua mulai menanamkan pendidikan seksual kepada anak sejak dini.

"Kultur dan pendidikan kita itu masih banyak mentabukan pendidikan seksual. Padahal, menurut penelitian, semakin dini mereka mengenal pendidikan seksual, anak-anak pun akan semakin bijak menyikapi hal-hal berbau seks. Contoh saja Belanda, di sana tingkat perkosaannya 0% loh!," ujar Liza Djaprie saat dihubungi Okezone via sambungan telepon, Jumat (26/4/2019).

Lebih lanjut, Liza menjelaskan, dengan ditanamkannya pendidikan seks sejak dini, mereka pun bisa berdiskusi kepada orangtua maupun guru di sekolah tanpa adanya rasa takut dan malu.

Sebaliknya, ketika pendidikan seks dianggap tabu dan anak-anak dilarang untuk mempelajari lebih lanjut, rasa ingin tahu mereka justru akan meningkat. Padahal, secara biologis, seksualitas itu adalah hal yang normal.

"Contoh simple aja, masih banyak orangtua yang nggak berani ngomong penis dan vagina di depan anak-anak mereka. Padahal penis dan vagina itu kan juga bagian organ tubuh seperti hidung atau mulut. Malah kalau semakin dilarang atau ditutup-tutupi, anak akan semakin penasaran, akhirnya mereka cari tahu sendiri tanpa bimbingan orangtuanya," tegas Liza.

Liza pun sempat membeberkan beberapa cara sederhana mengajarkan anak tentang pendidikan seksual. Pertama, orangtua harus menyesuaikan terlebih dahulu materi yang hendak diberikan dengan usia anak-anak mereka.

Untuk anak-anak yang masih duduk di bangku SD, bisa diajari terlebih dahulu tentang bagian-bagian tubuh yang sekiranya boleh mereka perlihatkan kepada orang lain, atau boleh disentuh. Ajarkan pula bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dilihat atau dipegang sama sekali oleh keluarga atau oran-orang di sekitarnya.

Ketika anak sudah memasuki masa remaja (SD dan SMA), orangtua maupun guru di sekolah bisa memberikan informasi-informasi dasar tentang mimpi basah, menstruasi, masturbasi, tumbuhnya jakun, atau bulu-bulu halus di kemaluan mereka.

"Intinya dibuat nyaman dulu. Ketika anak sudah nyaman membicarakan tentang seks kepada orangtuanya, mereka justru akan lebih terbuka dan mau berdiskusi jika suatu waktu melihat konten-konten pornografi di gadget atau saat main ke rumah teman-temannya," jelas Liza.

"Saat anak sudah duduk di bangku SMP dan SMA, berilah dia informasi tentang hubungan seksual. Jadi mereka bisa menjaga diri dan mencegah kasus-kasus pelecehan seksual," tutupnya.

Sumber: Okezone