Viral Makan Anjing dengan Sayur Kol, Ternyata Ini Dampak Konsumsi Daging Anjing

Okezone
 Okezone - Sun, 16 Dec 2018 04:31
 Viewed: 1415
Viral Makan Anjing dengan Sayur Kol, Ternyata Ini Dampak Konsumsi Daging Anjing

Tren menyanyikan lagu berjudul 'Makan daging anjing dengan sayur kol' memang sedang viral saat ini. Sejumlah orang berusaha membawakan lagu tersebut dengan gayanya masing-masing. Mulai dari bernyanyi sambil memarahi anjing dan bernyanyi dengan lantang di muka umum.

Selintas lagu ini mengisahkan tentang segelintir orang yang kerap mengonsumsi daging anjing. Ya, beberapa orang memang suka menjadikan hewan berkaki empat ini sebagai santapan yang lezat sebagai lauk pendamping nasi.

Tentunya hal ini dinilai sangat tidak wajar bagi beberapa orang. Pasalnya, anjing merupakan hewan yang paling dekat dengan manusia dan tidak layak untuk dimakan. Tentunya mengonsumsi daging hewan yang sepatutnya tidak dikonsumsi bisa memiliki dampak tersendiri bagi tubuh.

Melansir dari One Green Planet, Minggu (16/12/2018), Okezone akan membahas tentang tiga bahaya yang bisa dialami tubuh manusia apabila gemar mengonsumsi daging anjing. Yuk disimak!

1. Rabies

Salah satu yang terbesar adalah penyebaran rabies dari hewan ke manusia. Di Filipina, sekira 10.000 anjing dan 300 orang terbunuh oleh rabies setiap tahunnya. Meskipun ada upaya oleh World Health Organization (WHO) untuk mencegahnya dengan vaksin, namun penyebaran rabies tetap signifikan pembantaian, dan penjualan anjing.

Perdagangan daging anjing secara internasional membuat pencegahan rabies sangat sulit. Para pekerja dapat dengan mudah terinfeksi rabies selama pembantaian dan menyebarkan penyakit untuk anjing dan manusia lainnya. Pada 2008, 20 persen anjing di rumah pemotongan hewan di Hoai Duc, Vietnam ditemukan terinfeksi rabies.

Tahun sebelumnya, Vietnam menderita wabah rabies dengan sekira 30 persen dari kematiannya disebabkan oleh pembantaian anjing untuk diambil dagingnya. Menurut catatan Center for Disease Control, hanya 10 orang yang pernah selamat dari penyakit mengerikan ini. Ini tentunya bisa menjadi pengingat bahwa penyakit berbahaya ini dapat dengan mudah menyebar.

2. Berbagai penyakit lainnya

Ada banyak penyakit dan infeksi lain yang terkait dengan daging anjing. Tentunya penyakit-penyakit ini dapat membahayakan kesehatan manusia. Infeksi yang memungkinkan menyerang manusia adalah parasit seperti E. Coli 107 dan salmonella. Ada juga bahaya bahwa infeksi bakteri seperti anthrax, brucellosis, hepatitis, dan leptospirosis dapat menyebar melalui daging anjing ke manusia.

Bakteri yang terkait dengan Kolera juga mudah menyebar dan disebarkan melalui proses transportasi massal dan pemotongan anjing untuk dikonsumsi. Setelah wabah besar-besaran Kolera di Vietnam, perwakilan WHO Jean-Marc Olive, memperingatkan bahwa makan daging anjing terkait dengan peningkatan 20 kali lipat dalam risiko terinfeksi bakteri.

Trichinellosis adalah parasit zoonotik yang dapat dengan mudah ditularkan dari anjing ke manusia melalui konsumsi daging yang terinfeksi. Setelah parasit ini berada di tubuh manusia, mereka dapat menyebabkan peradangan di pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan di dasar kuku dan mata, selain kelemahan otot yang parah. Jika dibiarkan dan tidak diobati, trichinellosis bisa berakibat fatal.

3. Resistensi Antibiotik

Menurut Change for Animals Foundation, dalam peternakan anjing, sejumlah besar anjing hidup dalam kurungan yang dekat, dengan kondisi yang penuh tekanan. Mereka biasanya diberi makanan yang tidak cukup dan berkualitas buruk. Faktor-faktor ini tentunya menghasilkan peningkatan penyakit infeksi dan tingkat kematian yang tinggi.

Dalam upaya untuk mencoba mengendalikan penyebaran penyakit dan memaksimalkan produktivitas, ada bukti bahwa para petani beralih ke penggunaan antibiotik dan vaksin secara sembarangan.

Anjing di peternakan kotor ini diberi antibiotik dan vaksin dalam jumlah besar untuk melawan penyakit yang ada di peternakan. Masuknya antibiotik ini menyebabkan peningkatan superbug. Superbugs menghadirkan ancaman besar terhadap kesehatan manusia secara global.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Peninjauan Perlawanan Antimikroba menemukan bahwa infeksi yang resistan terhadap obat dapat membunuh 10 juta orang per tahun pada tahun 2050. Hal ini akan terjadi jika langkah-langkah tidak diambil untuk mengurangi penggunaan antibiotik secara berlebihan.

Meskipun industri daging anjing bukan satu-satunya yang berkontribusi terhadap peningkatan bakteri resisten antibiotik ini, namun kontribusinya tidak boleh diabaikan.

Source: Okezone