Viral Cerita Yati dan Waluh Kukus di Twitter, Endingnya Bikin Kesal

Okezone
 Okezone - Fri, 14 Apr 2023 14:32
 Dilihat: 142

KATA Yati sempat menjadi trending topik di media sosial Twitter. Berdasar penelusuran MNC Portal, kata Yati merujuk pada satu kisah pilu tentang waluh (labu kuning) kukus.

Lantas, apa cerita dari waluh kukus dan apa hubungannya dengan Yati? Berikut informasi selengkapnya, dikutip MNC Portal.

Cerita dibagikan oleh akun Twitter @ainayed. Dia mengawali 'thread' dengan membalas cuitannya sendiri yang bertuliskan 'Aku punya trauma sama waluh kukus'. Pemilik thread ini mengawali cerita dengan mengabarkan kalau dulunya dia sangat miskin. Ibunya bekerja buruh serabutan, sedangkan ayahnya pergi meninggalkan mereka.

Bekerja sebagai buruh serabutan, ibunya ternyata tak cuma menerima uang sebagai upah, tapi beberapa kali juga dalam bentuk makanan atau bahan makanan. Nah, suatu ketika ibunya si netizen ini bantu seseorang memanen waluh (labu kuning). Sebagai upah, diberilah dua waluh, satu berukuran kecil, satunya besar.

Waluh yang diberikan sebagai upah ternyata masih mentah, masih berwarna hijau. Jadi, disimpan lah oleh ibunya waluh itu di rumah hingga matang. Ibunya pun terpikir untuk membagikan sebagian ke anak-anak yang tadarus Alquran. Ya, bisa jadi takjil buka puasa buat mereka.

Waluh disimpan selama 2 bulan dan akhirnya matang. Mereka pun tidak bisa membuat kolak waluh, lantaran tidak memiliki duit, oleh karena itu si ibu pun memilih untuk mengukus waluh tersebut.

Waluh kukus pun jadi. Ibunya berpesan begini sebelum dibawa ke langgar. "Wadahnya nanti dibawa pulang, ya. Enteng kok gak ada isinya."

Si netizen cerita, ibunya sangat bahagia, bangga, dan percaya diri kalau waluh kukus buatannya akan habis dimakan anak-anak yang tadarusan.

Singkat cerita, waluh kukus sudah ada di langgar dan setelah anak-anak selesai tadarusan Alquran, waktunya makan waluh kukus. Ternyata, cuma satu anak yang ngambil, sisanya bingung.

Ada satu anak bernama Yati, dia diceritakan kelas 6 SD. Yati bukannya ambil waluh kukus itu malah pegang-pegang dan merasa jijik. "Hah, makanan apaan ini? Masa bentuknya kayak tai gini dikasih ke orang," ucap Yati melihat waluh kukus si netizen.

Mendengar kalimat itu, si netizen pun marah, membentak Yati. "Kalau gak suka gak usah dimakan," begitu teriaknya.

Dibalas emosi seperti itu, Yati malah mengajak teman-teman pengajian lain untuk menertawakan si netizen. Waluh kukus pun tak tersentuh lagi sejak itu. Tadarus selesai jam 9 malam. Akhirnya si netizen dengan perasaan sedih membawa lagi nampan berisi waluh kukusnya ke rumah.

Sadar kalau waluh kukus masih banyak akan membuat ibunya sedih, dia coba makan yang tersisa. Sebisa mungkin dilahap semua waluh kukus yang ada. Tapi, karena si netizen ini tubuhnya kurus kecil, tidak banyak waluh yang bisa dimakan. Alhasil sisanya dia tetap bawa pulang.

Karena hari semakin malam, si netizen pun lari menuju rumah. Sayang seribu sayang, dia tersandung dan jatuh ke tanah. Badannya kotor dan waluh kukus sisa jatuh ke tanah.

Sudah tidak bisa dimakan, waluh kukus itu dia buang jauh ke perkebunan tetangganya. Setelah itu, si netizen bercerita kalau dia muntah-muntah kekenyang.

Sumber: Okezone