Heboh Taruhan Tanah Jelang Pilpres, Ini Kata Psikolog

Okezone
 Okezone - Tue, 16 Apr 2019 09:35
 Dilihat: 498
Heboh Taruhan Tanah Jelang Pilpres, Ini Kata Psikolog

Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan adanya dua orang asal Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan yang bertaruh tanah seluas satu hekat. Taruhan ini mereka lakukan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang akan dilakukan Rabu 17 April 2019.

Taruhan ini terlihat serius dengan adanya materai senilai Rp6.000 rupiah yang tertera di atas kwitansi dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Sejak tersebar di media sosial, foto tersebut langsung viral dan menjadi bahan pembicaraan banyak orang.

Namun, usut punya usut tanah yang menjadi taruhan tersebut bukanlah milik pribadi, melainkan lapangan desa yang 10 tahun terakhir tidak diperhatikan oleh pemerintah. Taruhan mereka ditunjukkan kepada calon presiden yang nantinya menang dalam pemilihan agar dapat mengelola lapangan kosong itu dengan baik, supaya bisa digunakan bersama-sama oleh warga desa.

Tentunya taruhan ini menjadi salah satu fenomena yang unik menjelang Pilpres yang akan diselenggarakan esok hari. Menurut Psikolog Kassandra Putranto, para masyarakat memang akan menyambut euphoria demokrasi dengan cara-cara yang berbeda, salah satunya adalah membuat taruhan.

Baca Juga: Kisah Duka Nurul, Meninggal Setelah Melahirkan Gara-Gara Preeklampsia

"Euphoria demokrasi ditandai dengan beberapa sikap, mulai dari bikin hoax fitnah, konflik berantem dua kubu, bikin meme lucu-lucuan sampai joke humor dan taruhan. Kalau dari segi agama semua juga enggak boleh," ucap Kassandra, saat diwawancarai Okezone, Selasa (16/4/2019).

Namun, Kassandra meyakini bahwa sebagian dari masyarakat yang melakukan taruhan atau sejenisnya dengan mengaitakn pilpres masih dalam taraf bercanda dan tidak serius. Pasalnya tidak semua orang tertarik dengan pesta demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: Nasi di Rumah Cepat Basi dan Tidak Enak? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

"Kalau soal berjudi saya rasa ada kelompok lain yang belum tentu terkait dengan masalah Pilpres. Mereka ada atau tidak ada pilres memang suka berjudi karena memiliki gangguan kendali impuls," lanjutnya.

Kassandra menambahkan bahwa sebagian besar dari mereka yang berjudi atau bertaruh hanya mengejar kesenangan memperoleh kemenangan. Walaupun kalah, mereka lebih mengejar perilaku berjudi lagi karena ingin mendapatkan sensasi kesenangan.

Sumber: Okezone