Viral, Ini Alasan Pedagang Buang Sayuran ke Sungai

Okezone
 Okezone - Sun, 17 May 2020 02:46
 Dilihat: 539
Viral, Ini Alasan Pedagang Buang Sayuran ke Sungai

MALANG - Sebuah video menunjukkan pedagang sayur membuang dagangannya di Pasar Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 1 menit 2 detik tampak beberapa petani sekaligus pedagang sayuran yang kerap mendistribusikan dagangannya ke sejumlah pasar di Malang raya dan Surabaya, berhenti di tepi sungai dan membuang dagangannya ke dalam sungai.

Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya raya membuat mereka kesulitan memasarkan dagangannya, di sisi lain sayuran yang telah dipanen juga tak bertahan cukup lama.

Salah satu petani sawi Desa Bonangan, Kecamatan Pakis, Suminar mengatakan, bahwa harga yang anjlok ini dikarenakan tidak lancarnya distribusi akibat beberapa kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang dijalankan di sejumlah daerah.

"Biasanya kami kirim ke Surabaya, Gresik, dan beberapa daerah industri lainnya. Tapi sekarang tidak bisa kirim, ya terpaksa kami bagi-bagikan dan di beberapa tetangga juga dikasih buat makan ternak mau gimana lagi mas biaya produksi terlanjur gak nutut," ujar Suminar, kepada media.

Hal ini membuat Bupati Malang Muhammad Sanusi meminta Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang untuk membeli dagangan mereka di tengah sulitnya distribusi ke pasar-pasar baik di Surabaya raya maupun Malang.

"Sementara yang masuk ke kami ada 100 orang. Kami banderol masing-masing 100 kilogram. Akan kami drop untuk sembako, juga untuk kebutuhan dapur umum di Kepanjen, Kostrad dan di Dinsos sendiri," ujar Sanusi ditemui pada Sabtu sore (16/5/2020).

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kabupaten Makang, Agung Purwanto, menjelaskan alasan para pedagang sayur tersebut membuang sayur karena dagangannya sulit didistribusikan.

"Ya karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini akses mereka mendistribusikan sayur terhambat. Beberapa pasar induk seperti Gadang dan Surabaya juga sedikit ngambilnya," terangnya.

Pembuangan tersebut juga dilatarbelakangi oleh masa ketahanan sayur yang tak bertahan lama sehingga busuk.

"Jadi ini kan sudah jarang ada yang ngambil terus sayurnya juga cepat busuk kan jadi makannya mereka membuang sayur," pungkasnya.

Kini selain digunakan sebagai bahan baku dapur umum di Kabupaten Malang, sayuran tersebut juga didistribusikan ke dapur umum di Kota Malang tepatnya di belakang Balaikota Malang.

Rencananya sayur-sayuran tersebut akan dijadikan bahan baku untuk bantuan makanan siap makanan yang dimasak di dapur umum.

Sumber: Okezone