Jenderal Inggris: Medsos Digunakan Musuh untuk Memecah Belah

Okezone
 Okezone - Mon, 08 Feb 2021 06:12
 Dilihat: 194
Jenderal Inggris: Medsos Digunakan Musuh untuk Memecah Belah

INGGRIS - Media sosial (medsos) diyakini digunakan pihak musuh untuk memecah belah dan menghancurkan masyarakat.

Hal itu diungkapkan jenderal tertinggi Inggris , Jenderal Sir Patrick Sanders. Dia memperingatkan musuh Inggris mencoba menggunakan medsos untuk menghancurkan tatanan masyarakat".

Melalui wawancara, Jenderal Sanders mengatakan ancaman itu tidak seperti yang terlihat di film-film, tetapi lebih merupakan pengaruh yang lebih halus dari menabur perselisihan dan menyebarkan teori konspirasi.

Berbicara kepada podcast Sky News "Into The Grey Zone", Komandan Komando Strategis Inggris ini mengatakan dalam beberapa hal, yang paling penting, penggunaan dunia maya yang paling relevan adalah bahwa kekuatan sebenarnya ada dalam pengaruh dan bukan dalam sabotase.

(Baca juga: Pakar Lingkungan: Umat Manusia Akan Hadapi Pandemi Baru Mematikan)

"Jadi yang Anda lihat adalah musuh kita, saingan kita, mengeksploitasi alat yang dimaksudkan untuk membuat masyarakat yang lebih utopis - hal-hal seperti media sosial - melawan kita, memicu teori konspirasi dan benar-benar menabur perpecahan dan merobek struktur masyarakat," ungkapnya.

"Anda bisa melangkah lebih jauh dan menggambarkannya sebagai hampir memicu perang saudara di dalam beberapa masyarakat ini," jelasnya.

Sir Patrick mengatakan pasukan "cyber crime" yang menyerang musuh sebelum menimbulkan kerusakan di Inggris, "tidak diragukan lagi" adalah salah satu cara militer melindungi proses demokrasi kita.

Dia mengatakan, dengan negara-negara seperti Rusia dan China beralih ke "sarana kegiatan non-militer" untuk mengamankan tujuan mereka, "senjata paling penting tidak harus menembakkan peluru".

(Baca juga: Demonstrasi Anti-Kudeta Myanmar Masuki Hari Ketiga, Pekerja Lakukan Pemogokan Nasional)

Komentarnya ini muncul setelah sebuah laporan yang diterbitkan tahun lalu oleh anggota parlemen di Komite Intelijen dan Keamanan menemukan ada "komentar open source yang kredibel" yang menunjukkan Rusia mencoba mempengaruhi referendum kemerdekaan Skotlandia 2014.

Sumber: Okezone