Viral Video Badai di Gunung Lawu, Kilat dan Petir Menyambar-nyambar

Okezone
 Okezone - Tue, 20 Nov 2018 14:30
 Viewed: 529
Viral Video Badai di Gunung Lawu, Kilat dan Petir Menyambar-nyambar

BEBERAPA hari ini cuaca memang sulit diprediksi. Pagi sampai siang matahari begitu terik, tapi sore menjelang malam tiba-tiba langit mendung, dan hujan seolah tidak segan-segan turun membasahi bumi, hingga beberapa daerah banjir.

Hal serupa juga terjadi di salah satu gunung yang ada di Indonesia, yaitu Gunung Lawu. Beredar video peristiwa dahsyatnya yang diduga badai di puncak gunung. Video tersebut diabadikan oleh seorang netizen pria dengan nama akun Instagram Indarto Yoyok.

Dia membagikan video yang kini jadi viral di akun Instagram-nya, beberapa jam yang lalu. Ditinjau Okezone dari video yang sudah disebarkan ulang oleh akun @gunungindonesia, Selasa (20/11/2018), menampilkan warna langit yang gelap tapi kemerahan.

Kilat berwarna terang seperti sorot lampu menyambar-nyambar menerangi langit di balik pohon cemara yang terekam dalam gambar. Dengan sangat menyeramkan, kilat disertai petir yang nampak seperti akar pohon yang merambat di langit dan berwarna terang.

Kilat dan petir bergantian menerangi langit sesekali. Cahayanya mirip kembang api, nampak meletup-letup, tapi tidak indah, dan malah menyeramkan. Dalam video singkat yang dibagikan Indarto pun, terdengar suara pria yang mengucapkan kalimat.

"Fenomenal ya Allah, laa hawla wa laa quwwata illa billah, puncak Gunung Lawu Bro, lagi terjadi badai," ucapnya.

Sampai video selesai, badai masih terus terjadi. Kilat dan petir menyambar-nyambar. Warna merah menyala disertai cahaya terang mewarnai langit yang gelap, sehingga suasana terasa mencekam.

Video yang semula hanya dibagikan Indarto pada akun Instagram-nya, setelah disebarkan ulang akhirnya ditonton oleh lebih dari 25ribu kali tayangan dan ratusan netizen mengomentarinya. Menurut keterangan yang ditulis Indarto, badai yang diduga di puncak Gunung Lawu itu terjadi pada Senin malam, 19 November 2018 lalu.

Dia pun berdoa agar tidak terjadi apa-apa di puncak gunung setinggi 3.265 meter di atas permukaan laut tersebut. Pendaki yang telah merencanakan perjalanannya pun, agar mempertimbangkan kembali, dan membekali diri dengan fisik yang prima dan mumpuni, juga paham mengenai keselamatan jiwa atau bertahan hidup di alam bebas.

Source: Okezone