Kisah KH Hasyim Asyari Memelopori Resolusi Jihad

Okezone
 Okezone - Wed, 21 Apr 2021 23:33
 Viewed: 235
Kisah KH Hasyim Asyari Memelopori Resolusi Jihad

RESOLUSI Jihad NU dipelopori oleh KH Hasyim Asyari, kakek dari Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) karena melihat kemungkinan bahwa perjuangan kemerdekaan masih belum berakhir, kendati proklamasi sudah dilantangkan pada 17 Agustus 1945.

Hal ini disebabkan kedatangan Brigade 49 Divisi India Tentara Inggris pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby, yang merupakan buah dari rencana Agresi Militer II Belanda.

Dalam buku Resolusi Jihad, "Perjuangan Ulama dari Menegakkan Agama Hingga Negara" karya Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarah Tebuireng dituliskan, NU, para kiai, santri dan warga nahdliyin, memberikan kontribusi nyata dalam mengawal perjuangan kemerdekaan.

Baca juga: Kisah Bung Karno Ziarah ke Makam Rasulullah dan Perbaikan Jalan Shafa-Marwah

Puncak perjuangan yang dipelopori oleh ulama muncul setelah adanya fatwa jihad yang dikumandangkan Hadharatu syekh KH. M. Hasyim Asy'ari dan lebih dikenal dengan "Resolusi Jihad" tanggal 22 Oktober 1945, sebelum pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Resolusi itu sebagai legitimasi bagi pemerintah sekaligus kritik terhadap sikap politik yang pasif dengan agresi militer Sekutu.

Resousi Jihad merupakan pernyataan tertulis yang disepakati oleh wakil-wakil masyarakat yang memuat tuntutan untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sesuai dengan landasan ajaran Islam dan sejatinya meminta ketegasan pemerintah Indonesia untuk segera mendeklarasikan Perang suci atau Perang jihad.

Revolusi jihad berawal dari peristiwa sebelumnya. Setelah kemenangan sekutu atas Jepang yang ditandai menyerahnya Jepang tanpa syarat tanggal 14 Agustus 1945, maka Indonesia memproklamirkan kemerdekaan secara de facto tanggal 17 Agustus.

Baca juga: Kisah Pangeran Diponegoro Bertemu Ratu Kidul di Gua Langse, Menolak Bantuannya

Bagi NU, Belanda dan Jepang bukan lagi pemegang kekusaan yang sah. Kedatangan Belanda yang membonceng kekuatan sekutu dipandang sebagai agresi yang menentang kekuasaan muslim yang sah, yaitu pemerintahan Republik Indonesia. Maka tidak ada pilihan lain bagi NU selain berada di belakang Republik dan mengusir tentara sekutu, apapun taruhannya.

KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa dengan substansi penolakan kembalinya kekuasaan kolonial dan mengakui kekuasaan Republik Indonesia yang baru merdeka sesuai hukum Islam.

Ringkasan fatwa KH Hasyim Asy'ari sebagai berikut :

"Hoekoemnja memerangi orang kafir jang merintangi kepada kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardhoe 'ain bagi tiap-tiap orang Islam jang moengkin meskipoen bagi orang kafir.

Hoekoemnja bagi jang meninggal dalam peperangan melawan NICA serta komplotannja adalah mati sjahid. Hoekoemnja orang jang memetjahkan persatoean kita sekarang ini wadjib diboenoeh"

Dengan lahirnya Resolusi Jihad, semangat umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan semakin terbakar. Peristiwa heroik 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan tidak terlepas dari semangat Resolusi Jihad yang dicetuskan di markas NU, Bubutan Surabaya.

Source: Okezone