Heboh Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, DPR Soroti Ketahanan Moral Masyarakat

Okezone
 Okezone - Fri, 17 Jan 2020 08:52
 Viewed: 466
Heboh Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, DPR Soroti Ketahanan Moral Masyarakat

JAKARTA - Masyarakat belakangan ini dihebohkan dengan kemunculan Keraton Agung Sejagat pimpinan Toto Santosa Hadiningrat dan Dyah Gitarja di Purworejo, Jawa Tengah dan komunitas Sunda Empire di Bandung. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang menyayangkan munculnya fenomena kelompok-kelompok seperti itu.

Dia menilai sisi keagamaan masyarakat ini saat belum cukup kuat sehingga mudah terhasut dan terpengaruh dengan janji-janji yang ditawarkan.

"Maka muncul seperti itu (Keraton Agung Sejagat) di Purworejo, itu menunjukkan bahwa ketahanan moral keagamaan kita belum cukup kuat," kata Marwan saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Baca juga: Mental Para Korban Keraton Agung Sejagat Perlu Ditangani

Keraton Agung Sejagat dipimpin oleh seorang raja bergelar Rangkai Mataram Agung. Sang Raja yang biasa dipanggil Sinuhun dan bernama asli Totok Santosa Hadiningrat. Sementara istrinya Kanjeng Ratu memiliki nama asli Dyah Gitarja.

Menurut Totok, Keraton Agung Sejagat itu untuk menyambut kehadiran Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Tanah Jawa. Dia pun mengklaim memiliki wilayah kekuasaan seluruh negara di dunia.

Baca juga: Ini Alasan Pengikut Keraton Agung Sejagat Tertarik Bergabung

Marwan menilai, munculnya fenomena seperti Keraton Agung Sejagat ini menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintah guna memberikan bimbingan psikologis bagi masyarakat agar hal serupa tak kembali terulang.

"Itu seharusnya jadi tugas pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat, jangan karena keterpurukan situasi dan psikologis melepaskannya salurannya seperti itu, dan kita gagal mencerdaskan masyarakat," tegasnya.

Dia prihatin dengan para korban keraton tersebut. Apalagi saat mendaftar menjadi bagian mereka harus mengeluarkan uang.

"Tapi dari konteks itu menjadi prihatin, karena mereka merekrut anggota pada intinya sebetulnya jadi korban karena dipungut biaya," pungkasnya.

Source: Okezone