Heboh Kasus Antraks di Gunung Kidul, Ini Cara Cegah Penularannya

Okezone
 Okezone - Mon, 20 Jan 2020 06:17
 Viewed: 483
Heboh Kasus Antraks di Gunung Kidul, Ini Cara Cegah Penularannya

Kasus antraks yang menimpa Gunung Kidul, Yogyakarta sejak Desember 2019 memang menyita perhatian serius. Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dari 96 warga yang diduga mengalami antraks, 27 di antaranya dinyatakan positif. Tentunya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit ini, salah satunya dengan vaksin.

Merangkum dari website resmi Departemen Peternakan dan Biro Kesehatan Hewan Montana, Amerika Serikat, Senin (20/1/2020), vaksin antraks sebenarnya tersedia untuk melindungi hewan ternak maupun hewan lainnya dan hanya bisa dibeli melalui dokter hewan swasta. Suntikan dapat diberikan oleh dokter hewan maupun peternak.

Selain itu para peternak juga bisa mencegah penularan antraks dengan melakukan beberapa upaya salah satunya adalah rutin mencuci tangan dengan bersih setelah memegang ternak. Peternak dapat mengalami penyakit pada kulit akibat antraks dan memerlukan perawatan menggunakan antibiotik khusus.

Jika peternak mengalami sakit atau muncul lesi setelah memegang ternak, maka segera lah menemui dokter untuk mendapatkan perawatan. Jauhkan pula anjing dari padang rumput dan jauhkan dari bangkai hewan yang mati selama wabah antraks. Meski anjing dilaporkan kebal terhadap antraks, namun mereka dapat mengembangkan infeksi dari bakteri dan mungkin memerlukan perawatan.

Selain menghindari kontak dengan objek yang terinfeksi, seseorang juga wajib berhati-hati dengan lingkungan atau perkakas yang digunakan hewan ternak. Jangan berenang di tangki atau kolam yang stagnan terutama pada daerah hewan banyak sakit dan mati. Kolam yang mengalir dianggap lebih aman karena airnya bergerak dan akan mengurangi organism.

Tak hanya menular kepada para peternak. Antraks juga bisa menular kepada orang yang gemar berburu. Dianjurkan bagi para pemburu untuk memakai sarung tangan lateks saat memproses hewan buruannya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terpapar bakteri, virus, parasit. Sementara daging yang dimasak dengan matang dianggap aman untuk dikonsumsi.

Para warga juga diharapkan untuk tidak mengumpulkan tanduk, tengkorak dari binatang yang mengidap antraks. Pasalnya virus ini dapat bertahan hidup meskipun tulang tersebut di putihkan.

Source: Okezone