Aksi Tantangan #InMyFeelingsChallenge Viral, Ini Kata Psikolog

Okezone
 Okezone - Sat, 21 Jul 2018 13:09
 Viewed: 772
Aksi Tantangan #InMyFeelingsChallenge Viral, Ini Kata Psikolog

MULAI dari tren fesyen hingga sesuatu yang sedang menjadi viral, kini begitu gampang dilihat dan diakses dengan satu jentikan jari di ponsel pintar.

Contohnya baru-baru ini, sedang ramai tagar sebuah nama tantangan yang disebut #inmyfeelingschallenge. Buat Anda yang belum tahu, ini adalah tantangan di mana orang yang ikut tantangan ini harus keluar dari mobil yang sedang berjalan pelan lalu kemudian menari-nari di jalan melakukan gerakan tertentu dengan diiringi lagu dari penyanyi Drake, kemudian berusaha untuk bisa masuk kembali ke dalam mobil yang berjalan dan duduk seperti biasa.

Dari penjelasan di atas saja, sudah bisa ditangkap bukan kalau tantangan ini adalah aksi yang cukup membahayakan? Sebab, ketika berada di dalam mobil kita tidak diperkenankan untuk memaksa keluar saat mobil yang sedang berjalan.

(Baca Juga:Sudah Besarkan Ukuran 9 Ribu Bokong, Dokter Furtado Hadapi Dakwaan Pembunuhan)

Namun sayangnya, nyatanya aksi tantangan ini memang sedang viral di media sosial. Salah satu sosok selebgram terkenal, Ria Ricis jadi salah satu sosok yang tak ketinggalan untuk melakukan tantangan ini. Video #inmyfeelingschallenge yang ia unggah ke dalam laman akun Instagram-nya, bahkan per hari Sabtu 21 Juli 2018 sudah ditonton sebanyak lebih dari 5 juta kali.

Lalu bagaimana soal tantangan aksi cukup berbahaya ini, jika dinilai dari sudut pandang ahli profesional seperti psikolog? Psikolog Tara Adhisti de Thouars menilai aksi ini adalah gabungan antara attention seeking (mencari perhatian), adrenaline rush, dan perasaan bangga saat bisa berhasil melakukan tantangan itu. Attention seeking dapat terlihat dari orang-orang yang melakukan adegan itu, kemudian mempertontonkan dan dibagikan kepada orang lain.

"Jadi tahu kalau akan dapatkan respon dari orang lain. Adrenaline rush karena melakukan tindakan berisiko tinggi, lalu adanya rasa bangga atau feeling proud karena merasa berhasil melakukan sesuatu tindakan yang tidak wajar dan berbahaya," ungkap Tara saat dihubungi Okezone, Sabtu (21/7/2018) melalui sambungan telefon.

(Baca Juga:Benarkah Orangtua Milenial Lebih Santai dalam Mendidik Anak?)

Tara melanjutkan, aksi melakukan tantangan seperti ini sebetulnya tidak memberikan manfaat apa-apa. Sebab masih banyak cara menarik perhatian yang jauh lebih positif, namun di sisi lain Tara menyoroti karakteristik khas kaum remaja ialah suka mengeksplor dan mudah tertantang.

"Bahaya atau tidak, iya tentu akan bahaya jika dilakukan dan ditiru oleh orang lain. Sebenarnya enggak ada gunanya ikut challenge-challenge berisiko tinggi, karena attention seeking pun bisa dilakukan dengan cara-cara yang lebih baik dan feeling proud juga bisa didapatkan dengan cara-cara yang lebih positif. Tapi, hanya saja remaja itu punya tendensi untuk eksplorasi dan mudah ter-challange. Mereka memang menyukai hal-hal berisiko tinggi as a part of menjawab rasa penasaran dan proses trial eror diri mereka," imbuhnya.

Terakhir, Tara menyarankan kepada orangtua untuk bisa mengingatkan serta memberikan peringatan pada anak perihal konsekuensi yang harus ditanggung atas segala perbuatan, salah satunya melakukan aksi tantangan berbahaya seperti #inmyfeelingschallenge ini.

"Orangtua perlu memberikan warning dan ajak anak bicara kira-kira apa risikonya sehingga sebelum bertindak mereka sudah memikirkan terlebih dahulu konsekuensinya. Yang bahaya kan perilaku impulsif, action dulu baru mikir," tandas Tara.

Source: Okezone