5 Skandal Heboh yang Libatkan Pebulu Tangkis Top Dunia, Nomor 1 Match Fixing Eks Musuh Viktor Axelsen!

Okezone
 Okezone - Sat, 19 Aug 2023 15:39
 Viewed: 246

SEBANYAK 5 skandal heboh yang melibatkan pebulu tangkis top dunia akan dibahas Okezone di artikel ini. Dari kelima skandal tersebut, salah satu di antaranya ada match fixing (pengaturan pertandingan/skor) yang dilakukan oleh eks musuh Viktor Axelsen!

Bulu tangkis memang dianggap sebagai olahraga yang melibatkan persaingan ketat dan bergengsi. Tak jarang, atlet paling terhormat sekalipun melakukan cara yang dilarang saat bertanding untuk mendapat kemenangan.

Dalam upaya untuk mencegah skandal doping, pengaturan pertandingan, hingga perjudian di masa depan, BWF telah melembagakan program pendidikan integritas yang komprehensif. Namun, sebelum itu, sudah ada sejumlah skandal yang melibatkan pebulu tangkis top dunia. Apa saja?

Berikut 5 Skandal Heboh yang Libatkan Pebulu Tangkis Top Dunia:

5. Pakai Baju Tenis (Lyle Evans Mahan)

Menurut laporan Badminton Justin, skandal paling awal yang tercatat dalam sejarah bulu tangkis adalah kasus Lyle Evans Mahan yang menimbulkan kontroversi di awal 1900-an. Ketika itu, dia memutuskan untuk bertanding tanpa mengenakan pakaian tuksedo di Klub Bulu Tangkis New York.

Baru setelah hal yang mengejutkan ini, klub tersebut memutuskan untuk membiarkan para pemain, termasuk Lyle Evans Mahan, bertanding dengan mengenakan pakaian tenis. Hal ini pun sempat menimbulkan pro-kontra.

4. Skandal Perjudian (Kenichi Tago)


Kenichi Tago pernah menjadi pemain nomor 3 dunia dan menjadi bintang bulu tangkis Jepang. Namun pada April 2016, tepat sebelum Olimpiade di Rio, Tago menerima larangan tak terbatas dari BWF.

Penyebabnya, Tago ketahuan berjudi di kasino ilegal. Dia melakukannya bersama Kento Momota yang pernah menjadi tunggal putra nomor satu dunia.

Momota telah kembali menaiki tangga kesuksesan, sementara Tago terpuruk di Malaysia. Perjudian kasino (yang ilegal di Jepang) tidak hanya membuat Tago kehilangan karier bulu tangkisnya, tetapi juga mengorbankan pekerjaan hariannya di perusahaan telegraf dan telepon Jepang.

Source: Okezone