Sempat Viral, Lubang Raksasa di Maros Bakal Jadi Lokasi Wisata

Okezone
 Okezone - Thu, 26 Dec 2019 16:00
 Dilihat: 335
Sempat Viral, Lubang Raksasa di Maros Bakal Jadi Lokasi Wisata

MAKASSAR - Bupati Maros HM Hatta Rahman melakukan peninjauan lokasi amblesnya tanah yang membentuk lubang raksasa atau sinkhole di Dusun Tana Takko Desa Lebbo Tengae kecamatan Cenrana Kamis (26/12/2019).

Hatta mengatakan fenomena alam ini dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata. Apalagi tempat ini sudah viral jadi pasti bisa menarik wisatawan untuk berkunjung.

"Ini kan fenomena alam yang kita tidak bisa cegah tapi kita bisa manfaatkan, salah satunya menjadi lokasi wisata," ujar Hatta disela-sela kunjungannya.

Sebagai langkah awal, Hatta meminta pihak pemerintah desa dan kecamatan untuk memasang pagar bambu disekitar sinkhole ini untuk menjamin aspek keamanan pengunjung sehingga tidak ada warga atau pengunjung yang terlalu dekat dengan lokasi karena dikhawatirkan sinkhole akan terus meluas.

Menurut Hatta, tidak hanya sinkhole yang menjadi daya tarik pengunjung namun pemandangan alam berupa areal persawahan dengan jejeran pegunungan yang sejuk akan menjadi daya tarik bagi wisatawan.

"Aspek keamanan itu paling penting, makanya kita meminta untuk dipagari sekitar area sinkhole ini sambil melihat perkembangan dan hasil penelitian dari tim geologi. Kedepan pada waktu kemarau akan kita lihat kembali, jika tidak ada perubahan maka kita akan patenkan tempat wisata ini," papar Hatta.

Baca Juga: Suara Gemuruh Awali Munculnya Lubang Raksasa di Tanah Sulawesi

Pihaknya juga akan membuka akses jalan sehingga wisatawan lebih mudah masuk ke lokasi sinkhole. Diperkirakan sekitar 1,5 hektare sampai 2 hektare dari sinkhole akan dijadikan tempat wisata.

Ini juga kata Hatta akan bernilai ekonomi mengingat saat ini petani pemilik lahan tentu tidak bisa menggarap sawahnya karena adanya sinkhole ini.

Selain itu, pihaknya juga akan meminta agar satu kecamatan dipetakan kemungkinan terjadinya fenomena alam serupa. Hal ini juga menjamin keamanan masyarakat setempat.

"Kalau area persawahan seperti sekarang mungkin tidak masalah karena minim aktivitas masyarakat tapi jika terjadi dipemukiman warga itu tentu berbahaya. Untuk awal satu desa ini akan kita minta pemetaan, apakah selain daerah ini ada tempat lain yang berpotensi terjadi hal serupa," pungkas Hatta.

Sumber: Okezone