Kisahnya Ikut Kuburkan Jenazah Covid-19 Viral, Ini Curahan Hati Bripka Yerry

Okezone
 Okezone - Tue, 14 Apr 2020 21:03
 Dilihat: 411
Kisahnya Ikut Kuburkan Jenazah Covid-19 Viral, Ini Curahan Hati Bripka Yerry

MINAHASA UTARA - Awalnya Bripka Yerry D Tumundo datang ke lokasi penguburan jenazah seorang pasien positif Covid-19 hanya untuk beribadah bersama Pendeta dan guru agama. Namun ibadah tak kunjung dilaksanakan karena tidak adanya orang yang akan menguburkan jasad tersebut.

Mendengar hal tersebut, Bripka Yerry yang juga merupakan seorang penatua kolom tanpa pikir panjang langsung berinisiatif membantu penguburan jenazah yang juga merupakan anggota jemaatnya.

"Saya tergerak hati menjadi salah satu yang mengangkat peti jenazah pasien dikarenakan pada saat itu jenazah positif covid ini sudah terlantar sekitar kurang lebih dua jam dan saat itu dari pihak dinas kesehatan sudah menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri) namun tidak ada orang yang memakai APD tersebut untuk membantu menurunkan jenazah," jelas Bripka Yerry kepada okezone, Selasa (14/4/2020)

Anggota polisi yang sehari-hari bertugas di Kepolisian Sektor (Polsek) Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulu) itu langsung menyatakan diri mengambil APD dan turut membantu menguburkan jenazah.

Saat memakai APD, perasaan takut dan merasa was-was pun muncul, namun karena dikuatkan oleh juru bicara satgas covid-19 provinsi Sulut dr Steaven Dandel bahwa tidak perlu takut karena kalau mengenakan APD tidak akan tertular.

"Namun saat berjalan ke arah ambulance, perasaan takut itu muncul lagi, dan saya berdoa pada Tuhan agar supaya menghilangkan rasa takut itu," ujar Bripka Yerry.

Selain itu juga, spontanitasnya untuk membantu sempat ditentang oleh pimpinannya, Kapolsek Dimembe yang sempat kaget melihatnya sudah memegang APD.

"Dia mendekati saya dan melarang saya pada waktu itu. Eh Kanit kamu jangan, kamu jangan, kamu kan kemarin baru diambil rapid test, kenapa kamu mau menjadi pengubur jenazah," kata Kanit reskrim Polsek Dimembe itu.

Meski dia sudah mengatakan tidak apa-apa, namun Kapolsek tetap melarangnya. Untunglah setelah diberi pemahaman oleh Juru bicara, Kapolsek akhirnya bersedia.

Saat akan menguburkan jenazah, masalah lain muncul, dimana mereka kekurangan orang untuk membantu penguburan. Saat itu mereka hanya bertiga, sementara untuk menurunkan peti jenazah dengan bantuan tali diperlukan tenaga empat orang. Untunglah ada kepala jaga yang juga bersedia membantu sehingga akhirnya jenazah tersebut bisa diturunkan ke liang kubur.

Bapak tiga orang anak itu juga bercerita sempat mengalami kesulitan bernafas saat memakai APD, karena saat itu sebelumnya dia sudah memakai masker dua lapis, ditambah dengan masker standar WHO yang ada di APD, jadilah dia memakai masker hingga tiga lapis.

"Jadi saya sudah tidak membuka masker saya yang dua itu, langsung saya lapis dengan masker yang dari APD. Setelah saya memakai itu ternyata membuat saya siksa dan tidak bisa bernafas, beberapa kali saya lari menjauh cari nafas baru kembali ke peti," tambah Yerry.

Sumber: Okezone