Heboh Warga Tidur di Jalan karena Tak Sanggup Bayar Kos Usai di-PHK, Ini Faktanya

Okezone
 Okezone - Sun, 03 May 2020 08:17
 Dilihat: 510
Heboh Warga Tidur di Jalan karena Tak Sanggup Bayar Kos Usai di-PHK, Ini Faktanya

JAKARTA - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, Arifin membenarkan sejumlah warga tidur atau terlantar di jalan-jalan di Jakarta, saat pandemi Covid-19. Namun, diluruskan Arifin, mereka yang tidur di jalan tersebut bukan karena tidak sanggup membayar kosan atau kontrakan usai di-PHK.

Hal itu ditekankan Arifin untuk meluruskan informasi yang berkembang di masyarakat, terkait banyaknya warga yang terlantar dan tidur di jalan-jalan Jakarta karena tidak sanggup membayar kosan usai di-PHK oleh perusahaannya.

"Saya ingin sampaikan di sini bahwa semua yang kita jangkau artinya yang di jalan-jalan itu, kita lebih dari 410 orang PMKS orang yang kita jangkau di pinggir pinggir jalan itu, tidak pernah menyatakan bahwa mereka adalah pekerja di suatu tempat yang di-PHK. Mereka-mereka itu adalah yang profesinya orang gelandangan, pengemis atau jadi semacam manusia gerobak dan lain-lain," kata Arifin saat berbincang dengan Okezone, Minggu (3/5/2020).

Baca juga: 33 Masjid & Musala di Tangsel Tetap Gelar Salat Tarawih Berjamaah

Dijelaslan Arifin, banyak PMKS saat Ramadhan berada di pinggir jalan, dengan harapan mendapatkan sumbangan.

"Nah, kenapa mereka ada di pinggir jalan dan di jalan-jalan sekarang ini? Sekarang ini kan suasana bulan Ramadhan, suasana bulan Ramadhan ini kan banyak orang yang suka memberikan bantuan-bantuan di jalan, sehingga mereka berharap banyak, ada orang yang mengasih bantuan-bantuan di jalanan sehingga mereka ada di jalan-jalan," ucapnya.

Tak hanya itu, para PMKS juga banyak di pinggir jalan karena tempat mereka mengemis tutup selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Biasanya, mereka mengemis di pusat sentra ekonomi seperti mal ataupun pertokoan.

"Karena mereka kan ngemis, nah sekarang kan tempat-tempat semacam itu sesuai dengan PSBB itu kan ditutup, seperti mal, pertokoan, perkantoran kan ditutup, termasuk tempat peribadatan. Biasanya juga kalau kita ke masjid banyak yang ngemis-ngemis perlu dikasih, semua tempat peribadatan juga ditutup tidak ada aktivitas, sehingga mereka merambahnya ke jalan-jalan," kata Arifin.

"Mereka minta untuk dapat apa ya, ya semacam perhatian masyarakat untuk dikasih sembako, dikasih bantuan-bantuan lainnya,"ucapnya.

Sumber: Okezone