Viral Masjid Berdiri Megah di Tengah Kebun Kopi, Begini Kisahnya

Okezone
 Okezone - Mon, 25 Nov 2019 05:36
 Viewed: 594
Viral Masjid Berdiri Megah di Tengah Kebun Kopi, Begini Kisahnya

MAKASSAR - Sebuah bangunan masjid di tengah hutan mendadak viral di media sosial. Melalui beberapa potongan video yang beredar di media sosial memperlihatkan sebuah bangunan masjid berdiri di tengah hutan.

Pada video tersebut masjid dilengkapi dengan sembilan kubah. Dari kejauhan masjid terlihat begitu megah.

Baca Juga: Diisukan Pemilik Toko Kue Tous Les Jours, Eep Saefullah: Hentikan Hoax Ini!

Potongan video itu viral setelah diunggah oleh @makassar_iinfo. Dalam postingannya menyebutkan bahwa masjid itu terletak di dikaki Gunung Lompo Battang, di Dusun Langkoa Desa Bontoloe Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

"Lagi viral mesjid indah yang di Lagi viral mesjid indah yang di bangun ditengah hutan yang letaknya berada di kaki Gunung Lompo Battang," tulisnya.

Masjid Megah di Tengah Kebun Kopi, di Gowa, Sulsel (foto: Ist)

Informasi yang beredar bahwa pemilik masjid itu seorang juragan petani kopi. Masyarakat sekitar biasa menyapanya Puang.

Camat Bontolempangan, Muslimin membenarkan adanya masjid di tengah hutan. Ia mengatakan awalnya masjid dibangun untuk tempat ibadah bagi pekerja di kebun kopi dan masyarakat setempat.

"Pekerja kopi dan warga di pemukiman terdekat dari Masjid ini sekitar 1 kilometer biasa datang memanfaatkan masjid itu untuk menunaikan salat," kata Muslimin kepada wartawan Minggu 25 November 2019.

Di lokasi pembangunan masjid terdapat batu besar yang dikeramatkan atau oleh masyarakat setempat biasa menyebutnya 'karrasa'.

Sehingga Puang memutuskan untuk membangun masjid di batu itu. Karena batu besar itu sering digunakan warga untuk melakukan persembahan atau 'sesajen'.

"Sehingga dibangun masjid itu untuk ditempati salat dan belajar mengaji bagi warga setempat," kata Muslimin.

Selain itu terdapat rumah di sekitar masjid yang biasa ditempati buruh kopi untuk istirahat. Masjid ini belum diberi nama oleh pemiliknya.

"Puang itu jarang kesini. Kadang di Makassar atau Jakarta. Sudah banyak lahan kopinya Puang disini. Banyak dibeli dari masyarakat. Puang tidak terdaftar sebagai warga disini," ungkap Kepala Desa Bontoloe, Baharuddin.

Source: Okezone