Bradley Cooper: (Finally) Not Just a Pretty Boy
Apa faktor utama kesuksesan dan popularitas seorang aktor pria di Hollywood? Wajah tampan dan penampilan menarik? Tentu saja. Kemampuan akting? Mungkin tidak. Atau belum diakui. Setidaknya itu yang dialami oleh Bradley Cooper sebelum ia mendapat perhatian dari Academy Awards untuk perannya sebagai pria penderita Bipolar Disorder dalam ‘Silver Linings Playbook’.
Lahir di Philadelphia, Pennsylvania, 5 Januari 1975, Bradley merupakan putra dari Gloria dan Charlie Cooper. Ia baru mendalami dunia seni peran di usia 22, ketika pindah ke New York City untuk mengambil program Masters of Fine Arts di Actors Studio Drama School, New School University. Karir profesionalnya dimulai pada 1998, ketika ia tampil dalam sebuah episode serial TV ‘Sex and the City’ yang dibintangi Sarah Jessica Parker. Pria bermata biru ini mengisi akhir pekan di masa kuliahnya dengan terlibat dalam LEAP (Learning through the Expanded Arts Program), sebuah lembaga non-profit yang mengajarkan seni peran pada anak-anak sekolah. Kegemarannya pada alam juga mengantarkannya menjadi pembawa acara di Discovery Channel, untuk program Lonely Planet’s Treks in a Wild World (2000).
Bradley Cooper dengan Amy Poehler dalam Wet Hot American Summer (2001)
Pengidola aktor Daniel Day-Lewis ini terpaksa tidak menghadiri wisuda kelulusannya, karena mendapat kesempatan untuk debut di layar lebar dalam ‘Wet Hot American Summer’ (2001). Di tahun yang sama, ia menjadi pemeran tetap dalam serial TV populer, Alias, bersama Jennifer Garner. Perlahan setelahnya, Bradley mulai menarik perhatian, ketika pada 2002, ia membintangi dua film, ‘My Little Eye’, dan ‘Bending All the Rules’, yang juga dibintangi Ben Affleck dan Samuel L. Jackson. Bradley pun memutuskan untuk meninggalkan New York dan pindah ke Los Angeles.
Menjadi sahabat Jim Carrey dalam Yes Man (2008)
Dalam periode 2003-2005, pria yang fasih berbahasa Perancis ini lebih banyak tampil dalam serial TV. Hingga ia mendapat peran dalam komedi sukses ‘Wedding Crashers’ (2005) yang dibintangi Owen Wilson dan Vince Vaughn. Ia pun kembali terlibat dalam komedi lainnya pada 2006, ‘Failure to Launch’ bersama Matthew McConaughey dan Sarah Jessica Parker. Dari sini terlihat, Bradley memang cocok di genre komedi atau komedi romantic. Berturut-turut setelahnya, ia tampil dalam ‘Yes Man’ (2008), menjadi sahabat Jim Carrey, lalu dua komedi romantis omnibus, ‘New York, I Love You’ dan ‘He’s Just Not That Into You’ (2009), menegaskan reputasinya sebagai the pretty boy.
Trio kocak dalam The Hangover (2009)
Popularitas global Bradley mungkin baru tercapai ketika ‘The Hangover’ (2009) mencuri perhatian dengan lawakannya yang ekstrem. ‘The Hangover’ berhasil memenangkan penghargaan Film Komedi Terbaik pada ajang Golden Globes 2010, mengalahkan judul lain yang juga dipuji saat itu, ‘500 Days of Summer’. Bradley dan pemeran utama lainnya pun segera dikontrak untuk sekuel selanjutnya. Berikutnya, pria yang berhenti minum alkohol di usia 29 ini membintangi sejumlah film seperti ‘All About Steve’ (2009), beradu peran dengan Sandra Bullock, kembali terlibat dalam komedi omnibus, ‘Valentine’s Day’ (2009), dan sebuah remake serial TV klasik, ‘The A Team’ (2010), dengan Liam Neeson.
Beradu akting dengan sang senior, Robert De Niro, dan nominasi Oscar pertama lewat Silver Linings Playbook (2012)
Ia juga sempat mencoba sebuah peran serius dalam ‘Limitless’ (2010), bersama aktor legendaris Robert De Niro, sebelum kembali lagi ke komedi lewat ‘The Hangover Part II’ (2011). Bradley pun lagi-lagi berperan bersama De Niro dalam peran terbaiknya sejauh ini di ‘Silver Linings Playbook’ (2012). Uniknya, Bradley pernah ikut audisi untuk menjadi putra De Niro dalam ‘Everybody’s Fine’ (2009), namun peran tersebut jatuh ke Sam Rockwell. Dalam ‘Silver Linings Playbook’, Bradley tidak hanya berperan sebagai putra De Niro, ia juga sukses mendapat pengakuan atas kemampuan aktingnya dengan sebuah nominasi Aktor Pemeran Utama Terbaik dari Academy Awards.