Film yang diangkat dari komik karya Warren Ellis dan Cully Hamner ini terbilang cukup keren di seri keduanya. Film ini sukses memberikan 2 orgasme secara berbarengan yaitu tegang dan tawa. Dalam 116 menit penayangannya, tim LI Movie dan para penonton lain di dalam bioskop dibuat tertawa di tengah pertempurannya yang sebenarnya menegangkan. Komedi di dalam film ini tetap dibawakan dengan smart tanpa perlu khawatir akan jatuh berlebihan dan terkesan bodoh.

Mantan agen CIA, Frank Moses (Bruce Willis) ingin sekali pensiun dari kerjaannya dan hidup bahagia dengan kekasihnya, Sarah Ross (Mary Louise Parker). Namun lagi-lagi, Marvin (John Malkovich) mengajak Frank untuk menyelesaikan sebuah misi dengannya. Frank yang pada awalnya menolak, akhirnya harus menyerah pada tawaran Marvin karena dirinya tiba-tiba ditangkap atas tuduhan terlibat dalam dalam operasi rahasia berkode Nightshade.

Frank yang sudah terlanjur basah terjerumus dalam masalah ini mau tidak mau harus berusaha menyelesaikannya. Selidik punya selidik, ternyata seluruh petunjuk mengarah pada sesosok Dr. Edward Bailey (Anthony Hopkins), ahli pembuat bom dalam operasi rahasia Nightshade tersebut. Belum kelar urusan dengan Dr. Bailey, Frank juga harus menghadapi kejaran pembunuh bayaran bernama Han Cho Bai (Lee Byung Hun). Han ternyata tidak beraksi sendirian. Usut punya usut, ternyata Victoria Winters ( Helen Mirren) juga diperintahkan agen MI6 untuk memburu Frank bersama Han.

Jika pada film pertamanya, kita dibuat terpukau dengan karakter Victoria Winters (Helen Mirren) yang bergaya bak bak lebah alias cantik dan mematikan, pada sekuel ini, daya tarik utama diberikan kepada Sarah Ross. Terbukti dengan jatah tampil Sarah yang lebih banyak. Sarah juga mulai aktif membantu aksi kekasihnya itu.

Sosok Katja (Catherine Zeta-Jones), mantan kekasih Frank sebelum pensiun, juga ambil andil dalam membantu Frank. Namun sayang, Katya akhirnya harus meninggal  dalam pangkuan Frank.

Penampilan Anthony Hopkins sebgai Dr. Edward Bailey pun baik sekali. Hopkins sukses memerankan karakter dokter yang hiperaktif dan agak sinting ini. Lalu ada juga Byung Hun Lee yang sukses tampil sebagai musuh Frank yang apik. Yang agak sedikit mengecewakan dari film ini adalah sisi ceritanya. Alur cerita kurang dikemas dengan baik dan lebih banyak ditimpali berbagai adegan aksi serta kelucuan yang agak overdosis.

Di luar unsur dramanya yang terlewatkan oleh sang sutradara, Dean Parisot (sebelumnya film ini disutradarai oleh Robert Schwentke), Red 2 tetap menyuguhkan pertempuran penuh tawa yang cukup menghibur terutama bagi para penggemar komiknya.

Overall, RED 2 in action scene isn’t crazy as its Predecessor did. Just a simply stereotype summer blockbuster movies with ‘bang’ and ‘boom’ scene inside this movies. But its still fun ride. There’s a lot of jokes and little bit lower action which we can enjoyed!