"If you let my daughter go now, that’ll be the end of it. I will not look for you, I will not pursue you. But if you don’t, I will look for you, I will find you, and I will kill you"
Kalimat tersebut menjadi sangat fenomenal ketika Taken (2008) secara mengejutkan duduk di puncak box office Amerika Serikat. Film aksi berbiaya rendah ini awalnya akan langsung rilis ke DVD dan hanya tayang terbatas di luar negeri paman Sam. Hasil berkata lain, dan kesuksesan Taken pun turut berdampak pada sang aktor utama, Liam Neeson.
Sebelum perannya sebagai mantan agen CIA Bryan Mills di Taken, Neeson lebih dikenal sebagai aktor watak dan banyak bermain di film drama atau autobiografi. Publik mulai memperhatikan Neeson ketika Steven Spielberg memilihnya untuk berperan sebagai Oskar Schindler di Schindler’s List. Film ini tidak hanya mendapat pujian dari kritikus, namun juga 12 nominasi Academy Awards, termasuk di dalamnya kategori Best Actor in a Leading Role bagi Neeson. Sebuah breakthrough mengesankan bagi pria kelahiran Ballymena, Irlandia Utara ini.
Pasca Schindler’s List, karir Neeson justru cenderung datar. Mantan supir truk ini tetap aktif berakting, namun pilihan peran dan filmnya belum ada yang mengesankan, baik dari kualitas maupun box office. Neeson kembali menjadi sorotan ketika prekuel trilogi epik George Lucas, Star Wars: The Phantom of Menace rilis di 1999. Ia berperan sebagai Qui-Gon Jinn, Jedi Master yang menjadi guru dari Obi-Wan Kenobi, yang nantinya akan menurunkan ilmu pada Anakin Skywalker, alias Darth Vader. Setelah itu, film-film papan atas seperti Gangs of New York, Love Actually, dan Kingdom of Heaven menjadi penegasan Neeson bahwa ia belum habis, dan bukti bahwa ia bisa memainkan peran apa saja.
Batman Begins (2005) mungkin adalah film yang membuat generasi muda mengenal Neeson. Peran gandanya sebagai Ra’s Al Ghul, mentor sekaligus musuh Batman, dinilai sangat krusial bagi kelanjutan karir aktor bersuara khas ini. Di tahun yang sama, Neeson juga terlibat dalam adaptasi novel klasik C.S Lewis, The Chronicles of Narnia. Tanpa melihat cast list pun, moviegoers bisa langsung menebak Neeson lah pengisi suara Aslan, sang Singa bijaksana. Peran sebagai voice actor ini semakin melengkapi resume Neeson sebagai aktor serba bisa.
Namun, pada 2008, setelah vakum nyaris 3 tahun, Liam Neeson yang saat itu berusia 56 tahun ternyata masih menyimpan satu lagi kemampuannya. Lewat Taken, Neeson seolah ingin menunjukkan bahwa usia paruh baya bukan berarti tidak bisa melakukan adegan penuh aksi dan menuntut fisik yang prima. Beladiri tangan kosong, adu tembak senjata api, kejar-kejaran di tempat umum, hingga ngebut di jalan raya seakan adalah kegiatan rutin bagi Neeson. Unlikely outcome dari Taken ini ternyata membuat Neeson mendapat banyak tawaran film aksi. Dan, benar saja. Deretan judul seperti The A-Team, Clash of The Titans, Unknown, The Grey, dan Wrath of The Titans, menciptakan predikat baru bagi mantan petinju ini sebagai aktor laga.
Bukan hal yang mengejutkan pula ketika diumumkan bahwa Taken akan mendapatkan sekuel, dan tentunya tetap memasang Neeson sebagai tokoh utama. Taken 2 yang rilis Oktober 2012 ini mengisahkan usaha balas dendam keluarga penculik putri Bryan Mills di film pertama. Rencana mereka adalah menculik (lagi) sang putri dan mantan istri, untuk kemudian disiksa dan dibunuh di hadapan Mills. He’s a Jedi Master, he trained Batman, he’s the ruler of Narnia, and he’s also Zeus. Yet, they want to kidnap his family? Good luck.